21 Januari 2012 menjadi tanggal penting dikehidupanku, hari itu menjadi pertemuan kedua yang sangat romantis. Layaknya kecintaan guru pada murid begitu juga sebaliknya, akupun merasakan hal yang sama. Bumbu-bumbu cinta yang berbuah rindu inipun perlahan semakin terasa. Tak ayal ketika ia hadir kembali dikehidupanku, tak ragu diri ini merangkul, memeluk, bahkan mencium tangan sebagai wujud cinta dan kagum yang teramat sangat.
Malam itu, selesai sholat isya di Masji Al-Azhar terlihat kerumunan para masyayikh, satu diantaranya adalah sosok tauladan azhary yang sudah akrab ditelinga, (baca : Syaikh Usama Sayyid Al-Azhariy). Akupun perlahan mendekati kerumunan itu, dari pojok kanan masjid telihat peci “torbus” merah putih khas negeri Syam (Syria), jalanku yang tak lagi gontai bercampur deg-degan dan mulai menduga-duga.

bersambung…