Hanya deskripsi dari sebuah perjalanaan hidup yang saat ini dirasa. Layaknya roda yang berputar, hidup tak selalu diatas– pun tak melulu dibawah. Gambaran warnanya bak pelangi yang dengan perbedaannya kian indah. Aku tak harus merasa kaget apalagi merasa aneh dengan keragaman yang dialami. Inilah hidup… Semakin tampak warna-warna berbeda semakin sedap dipandang.

Saat ini… Aku sendiri dalam sunyi tertutup sepi. “Sepertinya” berada pada puncak keterpurukan. Tapi, sebenarnya tidak demikian. Sepi tak berarti duka seperti sunyi yang tak berarti lara. Sendiri tak selemah buta. Aku tak akan berhenti bersyukur– bahkan inilah salah satu keindahan yang harus kusyukuri. Dengan keadaan ini aku merasa jauh lebih nyaman. Hati ini kian tenteram. Meski terkadang aku ingin menentang “nyaman” untuk sekedar melampiaskan kepuasan yang ditawarkan tipuan zaman.

Ah… Ini hanya dunia -yang sementara- tak kekal dan lapuk dimakan usia. Kalaupun ia masih berumur lama, akulah yang justru takkan sanggup mengimbanginya. Biar ini jadi ladang untuk menuai “keindahan” yang sebenarnya. Yang nyata dan kekal tanpa batasan seperti yang dijanjikan. Aku hanya ingin punya bekal yang cukup untuk sampai kesana– sampai pada “keindahan”  yang dicita.