Seperti hari biasa, tak ada udara ujian menyapa. Aku merasa lebih tenang dengan persiapan yang lumayan matang. Materinya pun tak terlalau sulit. Diktat yang terdiri dari dua kitab berisi mabadi tafsir maudui dan beberapa contoh tatbiq membuat pena ini kembali mengeluarkan tintanya. Tiga jam waktu ujian terasa sangat singkat. Entah karena soalnya yang rumit atau aku yang terlalu lelet mengisi. Namun, hampir semua peserta ujian memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Bisa jadi memang soalnya yang singkat namun benar-benar menguras habis isi diktat.

Aku mengira ini akan menjadi ujian paling ketat yang sampai saat ini kulewati. Tiga pertanyaan yang memerlukan jawaban hampir dari semua isi buku. Tak seperti ujian, dosen meminta ceritakan yang kamu ketahui tentang “…”. Kontan isinya pun akan menentukan kapasitas baca. Mereka yang hanya membaca sebagian tentu akan mengisi sebagian pula. Mereka yang hafal lengkap satu buku, mungkin bisa mengisikan jawaban satu buku.

Alhamdulillah, aku tak terlalu kesulitan mengisi lembar jawaban. Insya Allah hasilnya pun tak akan mengecewakan. Walaupun tetap harus berharap-harap cemas, segala sesuatu mungkin saja terjadi. Bisa jadi yang dianggap mudah malah penilaianyayang sulit, atau sebaliknya. Yang terpenting tetap berhusnudhan pada Allah. Yakin selalu memberikan yang terbaik.

Bismillah,
Selangkah yang menentukan pencapaian cita-cita mulia telah dilewati…