Tak seperti biasanya, pagi hari di sekitar masjid Al-Azhar sudah tampak bersih. Selain dari itu terlihat beberapa petugas sedang membersihkan detail masjid yang biasanya tak dijangkau. Karpet merah yang menjadi khasanah khusus masjid Al-Azhar terasa begitu sejuk dan sangat rapi. Belum lagi tepat sampah, tempat sepatu dan lemari mushaf yang sudah sangat tertata. Untuk masuk ke masjid pun sudah disiapkan alat pendeteksi atau lazim disebut detektor.

Kunjungan presiden Mursi untuk kali pertama ini disambut meriah oleh warga Mesir. Masjid  yang berukuran sangat besar disesaki warga yang ingin bertemu pemimpin barunya itu. DR. Mursi hadir ditengah-tengah hadirin sidang jumat dengan kawalan paspampres yang super ketat. Didampingi mufti Mesir, DR. Nuruddin ‘Ali Jumah, presiden memasuki masjid untuk menyimak khutbah yang disampaikan oleh wazir aukaf, Syaikh Abd el Faadil Mohammed Abd el-Aziz al-Quusiy.

Dalam khutbahnya Syaikh Al-Quusiy menyampaikan beberapa pesan kepada jamaah, antara lain mengulas kembali kisah Alfaruk -Umar bin Khattab- akan pentingnya toleransi terhadap sesama pemeluk agama, perjanjian Elia, juga tentang peran Al azhar ketika berhadapan dengan penjajah prancis. Hal ini mengundang decak kagum dari jamaah dan memancing tetesan air mata Sang Presiden yang sadar akan beratnya amanah seorang presiden.

Shalat jumat yang juga dihadiri oleh grand syaikh Al-Azhar, DR. Ahmed Thayyib ini berlangsung khidmat meski sesekali warga berbuat gaduh karena ingin melihat presiden baru dari jarak yang dekat. Diakhir khutbah syaikh Al-Quusiy memanjatkan doa untuk kemaslahatan Mesir dan seluruh negara muslim lainnya.

Ini merupakan kesempatan yang luar biasa, bisa melihat langsung presiden Mesir terpilih, DR. Muhammed Mursi. Apalagi  melihat presiden sendiri (Bapak Susilo Bambang Yudhoyono) secara langsung  saja belum pernah. Ini menjadi pengalaman yang luar biasa. Walaupun harus berangkat lebih awal dengan pemerikasaan yang sepintas mirip boarding pass di bandara. hmmmm 🙂
Alhamdulillah.