Tugas rutinku dihari Rabu– memasak. Sepertinya ini pekerjaan sepele, apalagi kebiasaaan memasak juga menjadi kebutuhan yang tentunya harus bisa dilakukan. Tuntutan semacam ini sering menjadi ujian yang terkadang tidak disadari. Padahal, banyak hal yang bida ditimbulkan dari hanya sekedar memasak. Banyak hal yang akan bermula dari sini. Bukankah pada yang demikian ini pula segala sesuatu bermuara? banyak pejuang hidup yang menghabiskan hidupnya untuk yang satu ini “makanan”. Makanya aku tak mau main-main.

Bayangkan, teman serumahku hampir semuanya ujian hari ini. aku tak mau konsentrasi belajarnya menurun hanya karena makanan yang kubuat mengganggu mood dan semangatnya. Aku lantas berpikir keras untuk memasak dengan menu sebaik mungkin. Caraku menyajikan makanan juga harus semenarik mungkin. Meski tak memikirkan nilaijual, tapi perhitunganku juga matang layaknya pedagang makanan.

Terkadang aku menyesalkan sikap merekan yang menyepelekan masalah kecil seperti sarapan. Padahal aku sendiri tak bisa menjalani hari dengan leluasa tanpa srapan yang tepat. Tak berarti memper”Tuhan” makanan, namun makanan ini juga aspek penting yang kiranya harus dipikirkan. “Mereka” (tak tahu siapa) saja rela mencuri demi makanan, bukankah begitu?

Untuk mahasiswa rantau sepertiku, memasak menjadi suatu keharusan untuk membiasakan hidup ekonomis. Bisa saja aku pergi ke sebuah restoran atau rumah makan yang berada tak jauh dari rumahku, apalagi sekaran sudah ada rumah makan Andalas. Rumah makan yang menyajikan menu makanan khas Padang. Tapi aku tak mungkin membiarkan kantong keropos dan kering hanya karena tak biasa menghemat biaya makanan. (Miris– kehidupan mahasiswa, hehe)

Aku sendiri tak meniatkan apa yang aku lakukan sebagai sekedar proses hidup yang harus dijalani. Lebih dari itu aku jadikan tabungan sebagai bekal keterampilan dimasa mendatang. Siapa tahu aku jadi pengusaha restoran misalnya, atau mungkin jadi pengamat kuliner. Atau…  paling tidak aku akan dengan mudah memanjakan istriku agar tak terus memasak untuk suami idamanya nanti, hmmm 🙂 Yang terpenting belajar, diamanapun itu– bahkan di dapur sekalipun.

#Lelaki jago masak–> suami idaman, setuju? 😀